Sabtu, 23 Februari 2008

MetroTV - Oase 23 Feb


Siang itu saya terbangun dari tidur, sejak pagi tadi badan dan kaki terasa sakit. Tak tau apa yang ingin kulakukan sabtu siang ini, saya nyalakan televisi…

Berpindah dari satu channel ke channel lainnya, tak ada acara yang menarik…. Saya putuskan untuk menonton metroTV. Oase, begitu judulnya…. Penasaran….. Episode kali ini bercerita tentang perjuangan orang2 yang cacat secara fisik (spesifik kaki). Ada 3 tokoh yang diketengahkan, mereka semua tidak memiliki kaki yang sempurna, dengan kata lain pincang. Tapi tahukah anda? Hal itu tidak menghalangi mereka utk berkarya dan terus berjuang menjalani kehidupan. Bahkan mereka memiliki dedikasi untuk membantu sesama……

"nikmat itu jangan dipikir hanya yang enak2 aja, kehilangan kaki juga nikmat…"
kalimat itu terlontar dari salah seorang tokoh yang diceritakan dalam Oase, namanya Sugeng, dari awal dia diceritakan sebagai pengrajin kaki palsu, dia memiliki bakat dan kemampuan untuk membuat kaki palsu yang bisa sangat berguna bagi orang lain…. Tapi ternyata kemampuannya itu tidak dijadikan sumber penghasilan.

"hanya bahan2 pembuat kaki palsu saja yang ditanggung oleh pemesan, saya tidak meminta bayaran, tapi kalau mau ngasih, yo sing ikhlas gitu…"
Ya, kemampuannya itu tidak dia komersilkan, alih2 menjadikan kemampuannya itu sebagai sumber penghasilan, Pak Sugeng memilih untuk menjadi pengantar susu murni dengan menggunakan motornya.

Ada 3 prinsip yang ingin Pak Sugeng bagi kepada pemirsa Oase dalam menjalani hidup ini, Jujur, Disiplin, dan……. (saya lupa yang terakhir).

Apakah kita sudah bersyukur??

Nikmat Allah mana lagi yang hendak engkau dustakan??

Semoga bermanfaat.

Cheers.

Ingin atau Butuh?


Sore itu saya menghabiskan waktu di depan komputer, membuka bursa bhineka (bagian jual beli dalam website bhinneka.com). Cidera punggung mendorong jari2 ini untuk mencari alternatif komputer portabel yang lebih kecil dan ringan, kalau bisa tidak lebih dari 1 Kg. Karena Notebook yang saya miliki saat ini dirasa cukup berat, sekitar 2,5Kg, agak cukup merepotkan ketika harus membawa2nya kesana kemari dengan kondisi punggung yang cidera ini. Tak berapa lama muncul beberapa pilihan laptop ultraportable, dari mulai fujitsu, dell, hp, hingga ibm…. Harga yang ditawarkan pun cukup lumayan….

Hari berganti, isu tersebut masih menjadi isu utama, jari2 ini tak henti mencari2 informasi mengenai komputer ultraportable. Pikiran ini terdoktrin akan kebutuhan perangkat komputer yang tidak membebani punggung. Kemudian saya renungkan kembali mengenai kebutuhan itu, apakah memang benar2 saya membutuhkannya? Ternyata sangat tipis batas antara kebutuhan dan keinginan….

Doktrin itu sekarang berbalik, notebook yang saya miliki sekarang punya kemampuan yang sangat lebih dari cukup, beratnya memang sedikit agak berlebih tapi punggung saya masih kuat kok…. Justru sebaliknya, jadikan itu untuk latihan supaya punggungnya ngga manja….

Cheers.

Selasa, 19 Februari 2008

video putranya Mas Endra

ceritanya lagi telponan....



lucu banget yah....

Senin, 18 Februari 2008

Harapan itu masih ada (?)

Harapan, pantaskah seorang manusia menanggung harapan dari manusia lainnya? Sedangkan ia hanyalah seorang manusia yang tidak memiliki daya apa2.

Kaidah itu masih dan tetap akan berlaku, berharaplah kepada manusia, niscaya tiada yang engkau dapatkan kecuali kekecewaan. Itulah salah satu makna dari salah satu ayat dalam surat Al-Fatihah, taruhlah harapan itu hanya kepada Allah, mohonlah pertolongan hanya kepada Allah…..

Ya, saya memahami itu sepenuhnya walaupun sesekali saya masih tergelincir pada harapan kepada manusia. Sulit memang, menjadi orang yang menerapkan kaidah itu di dalam lingkungan yang sulit utk mengerti. Saya hanya bisa menghela nafas dalam2 dan beristighfar ketika saat mencapai batasnya, mengembalikan segalanya kepada Allah sahaja.

Seorang manusia memiliki nilai ketika dia masih bisa berharap, dengan harapan itu dia bisa bertahan dan melanjutkan hidup. Ya, apa jadinya seorang manusia tanpa harapan? Menjalani hidup apa adanya, tanpa perduli dengan keadaan di sekitarnya….

Apakah saya akan menjadi manusia tanpa harapan? Sungguh tak ada keinginan utk itu, rintangan2 inilah yang terkadang membuat diri ini putus asa dan lepas dari harapan.

Beban dan kesibukan dalam pekerjaan menjadi pelengkap aktifitas keseharian. Menjadi pelarian sementara yang menjadikannya aktifitas setengah hati, aktifitas tanpa kesungguhan.

Benar adanya, berharaplah hanya kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya kita sendirian di dunia ini. Hanya Allah yang tidak pernah berhenti memberikan rahmat-Nya. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Besar.

Subhanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa Anta astaghfiruka wa atuubu ilaih….

MP3 Player Ideal

Fungsi dasar sebuah MP3 Player adalah untuk memutar file MP3, untuk mendapatkan fungsi dasar tersebut kita bisa mendapatkan produk yang sangat murah. Namun apakah memang hanya fungsi dasar tersebut yang dibutuhkan untuk menikmati portabilitas alunan musik?

Pengalaman adalah guru terbaik, memang benar adanya. Termasuk dalam urusan memilih gadget yang satu ini, MP3 Player. Butuh beberapa keputusan yang salah untuk mengetahui parameter penting dari sebuah MP3 Player. Sebelum adanya keputusan2 salah tersebut, harapan saya dari sebuah MP3 Player tidak lebih dari sekedar pemutar lagu MP3. Saya menganggap dengan fungsionalitas yang sama, saya bisa mendapatkan dengan harga yang lebih murah jika membeli MP3 dengan merk yang tidak jelas. Well saya tidak sepenuhnya salah mengenai itu, namun ternyata banyak parameter lain yang harus dipertimbangkan agar pengalaman mendengarkan musik menjadi suatu hal yang enjoyable.

1. Look n Feel
Sebagian orang menganggap remeh desain fisik dari sebuah MP3 Player (termasuk saya), namun tahukah anda? Ipod bisa mencapai ketenaran yang luar biasa seperti saat ini karena desainnya yang sangat baik. Keindahan dan kualitas pembuatan menjadi kata kunci. Bisa jadi ada produk tiruan yang terlihat benar2 sama, namun hal itu dapat dengan mudah dibedakan hanya dengan memegang produk tersebut. "Rasanya" akan berbeda. Build quality tidak akan pernah bohong, kesempurnaan build quality menentukan harga.

2. Antar Muka
Satu hal yang benar2 terlewatkan dalam pertimbangan saya ketika itu adalah kemudahan pengoperasian alias kekuatan pada antar muka (interface). Yup, hal ini akan benar2 terasa penting ketika kita memiliki koleksi lagu yang cukup banyak dan ingin berpindah dari satu track ke track lain dengan parameter yang spesifik (berdasar artist, atau album). MP3 player semacam Ipod menggunakan touchpad untuk mempermudah navigasi.

3. Kapasitas
Mengenai hal ini tiap orang punya preferences masing2. Ada yang bilang semakin besar kapasitas semakin baik. Tapi untuk apa memiliki MP3 Player dengan kapasitas 20.000 lagu jika kita memiliki waktu yang sangat singkat untuk mendengarkan lagu. Jangan tanyakan lagi tentang legalitas, untuk mendapatkan lagu sebanyak itu secara legal membutuhkan uang 100 kali harga MP3 Player itu sendiri. Jadi untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan cukup tanyakan pada diri kita sendiri, berapa banyak waktu yang akan kita habiskan untuk menggunakan MP3 Player tersebut dalam seminggu, atau sebulan.

4. Kecepatan Transfer
Wajib harus kudu minimal USB 2.0, kurang dari itu bersiaplah untuk menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggu proses transfer lagu.

5. Baterai
Ketahanan baterai harus dijadikan parameter utama kita dalam memilih MP3 Player mengingat gadget ini sifatnya portable. Jangan mudah percaya pada spesifikasi teknis yang disodorkan oleh produsen, pelajari dan cari reviewnya dari pengguna. Untuk ketahanan Baterai, Sony berada pada posisi paling atas (dengan kompensasi harga yang luar biasa mahal pula). Satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan baterai adalah apakah baterainya removable atau tidak, serta rechargeable atau tidak. Hal ini berkaitan dengan lifetime MP3 Player tersebut.

6. Merk
Saya pribadi bukanlah penggemar dari satu merk tertentu. Namun saya punya preferensi merk untuk produk2 tertentu berdasarkan pengalaman saya sendiri. Untuk MP3 Player hingga saat ini saya rekomendasikan Creative… :) karena value for money yang cukup besar (akan saya bahas lebih lanjut mengenai hal ini)

7. Harga
Saya memiliki prinsip Value for Money. Saya akan membeli suatu produk, dalam hal ini MP3 Player, jika value yang diberikan (fitur, desain, playtime, lifetime, dll) sesuai dengan Money yang harus dikeluarkan....

Pada akhirnya semua kembali pada masing2 pribadi yang memutuskan. Harus diingat, jangan gegabah, pertimbangkan dan kumpulkan informasi sebanyak2nya agar kita tidak menyesali keputusan yang telah kita buat....

That's all, semoga bermanfaat.

Cheers.

MP3 Player Portable

MP3 Player Portable, gadget impian saya... bagaimana tidak? kemewahan mendengarkan alunan musik bisa saya nikmati kapan saja, dimana saja. Suatu impian yang berujung pada me"rumah"kan 2 gadget yang saya miliki... bagaimana ceritanya?

Akhir Juni 2005 saya beserta beberapa rekan saya berkesempatan untuk mengunjungi negeri China. Misi keberangkatan saat itu adalah untuk training perangkat telekomunikasi dalam rangka mendapatkan sertifikasi perusahaan. Namun boleh dong mencanangkan misi pribadi.... berhubung Cina terkenal dengan produk2 yang murah tapi memiliki tingkat teknologi yang cukup tinggi, maka misi pribadi saya adalah hunting barang elektronik yang murah meriah....



Singkat cerita saya beserta rekan2 kepincut dengan USB MP3 Player yang ketika itu bisa dikatakan harganya fantastis murah.... Sebuah USB MP3 Player dengan kapasitas 512MB yang bisa berfungsi juga sebagai USB Drive, serta tambahan FM Radio (tambahan lagi, kita bisa memesan merk yang tertera pada MP3 Player tersebut dan saya memilih Sony) bisa ditebus dengan harga 200 Yuan saja (equal to Rp.240.000). Tanpa basa basi, kami semua membeli MP3 player tersebut, tidak lupa juga buat oleh2 keluarga / teman di tanah air.

Senang rasanya (ketika itu) bisa membeli MP3 player dengan harga yang sangat murah, dengan embel2 merk Sony pula!! Setibanya di tanah air, saya memakai MP3 Player itu utk menemani perjalanan ke kantor.... Bermula dari borosnya sumber daya, satu batere AAA hanya bisa dipakai mendengarkan MP3 selama 3 jam saja, hal ini jelas sangat mengganggu, akhirnya saya solusikan dengan menggunakan rechargeable battery (tambahan Rp.50.000 untuk 2 batere AAA + Charger). Hal berikutnya yang cukup menjengkelkan adalah navigasi yang sangat lambat dan rumit, hal ini baru saya sadari setelah pemakaian 1 hingga 2 bulan. Oya, yang paling menjengkelkan adalah ketika meng-copy lagu dari komputer, lamanya bukan main... berhubung teknologi yang dipakai masih USB 1.1.

Singkat cerita akhirnya MP3 Player tersebut kembali tersimpan rapi di dalam dus bersama dengan barang2 lain yang sudah tidak saya gunakan.



Entah ada angin apa, tidak lama setelah saya me"rumah"kan MP3 Player buatan Cina tersebut, saya kembali tertarik terhadap MP4 -lagi2- buatan Cina. Kenapa saya tertarik? apa lagi kalau bukan karena harga yang sangat murah. Sebuah Gadget serupa dengan Ipod Nano namun dengan kemampuan menampilkan video (saat itu Ipod Nano belum bisa memutar video) dengan harga kurang dari setengah harga Ipod Nano itu sendiri.... Slurp....

Jadi lah saya beli Gadget itu. Wow.... sebuah Gadget tipis dengan layar berwarna bisa memutar MP3, video MP4, gambar JPEG, menyetel radio, bahkan file txt pun bisa ditampilkan (fitur yang terakhir ini agak aneh juga)... Lagi2 konsumsi daya yang boros, navigasi yang lambat dan sulit, serta kecepatan transfer data yang lambat kembali me"rumah"kan gadget tersebut...

Dari kedua pengalaman tersebut ternyata pepatah "ada harga ada rupa" itu ada benarnya juga. Sebuah produk yang diberi harga murah memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk "mengecewakan". Bukan berarti semua produk yang murah itu jelek, terkadang kita juga bisa menemukan produk2 yang murah namun memiliki kualitas yang cukup baik. Hal ini mengingatkan saya kembali untuk mempertimbangkan masak2 sebelum membeli suatu produk, jangan hanya tergiur harga murah saja.

Sekarang saya lebih bisa menghargai produk2 yang "Mahal". Sony misalnya, MP3 player buatan Sony di klaim memiliki playtime yang luar biasa lama dengan sekali charge, 36 jam!! Ipod? desain serta navigasi yang mudah menjadi keunggulannya. Creative? tidak bisa berbicara terlalu banyak mengenai merk yang satu ini, MP3 Player bukanlah produk utama mereka.

Jadi, bijaksanalah dalam membelanjakan uangmu....

Cheers....